Beda Tukang Insinyur dan Inovator


engineer2

Jika seorang insinyur memlikir visi dan misi besar sebagai solusi untuk memberikan manfaat bagi masyarakatnya maka dia bukan lah seorang tukang insinyur tetapi inovator!

Insinyur-insinyur yang berhasil bermetamorfosa menjadi inovator umumnya adalah insinyur-insinyur yang memiliki “business concept dan business mindset” di kepalanya. Masalahnya hanya sedikit insinyur yang punya business concept dan mindset di kepalanya.

Umumnya para insinyur itu (maaf klo orang Jerman bilang) “Fachidiot” alias orang yang amat ekspert di bidangnya, tapi begitu idiot saat mengintegrasikan secara holistik dengan bidang lain. Hebatnya karena “esprit de corps” para insinyur ini kuat, jadi meskipun idiot di bidang lain mereka tetap merasa sebagai ahli-ahli pilihan 🙂

Di titik cara berpikir inilah umumnya para Tukang Insinyur itu berada. Tidak apa-apa, itu hal wajar saja dan bukan hal yang salah. Pada kenyataannya sebuah negara itu besar jika para insinyurnya katakanlah 80%-nya adalah Tukang Insinyur karena mereka lah yang menjadi pekerja lapangan untuk melakukan kerja-kerja perekayasaan, manufacturing, produksi dan teknisi.

Hanya harus ada sebagian kecil dari Tukang Insinyur ini bermetamorfosa menjadi Inovator! Dikarenakan peradaban sebuah bangsa ini bisa lebih maju dari bangsa lain karena banyaknya para insinyur yang berhasil membuat inovasi-inovasi teknologi terbaru. Nah untuk itu mereka harus paham business concept dan memiliki business mindset!

Pada negara-negara “uncertainty” atau ketidateraturan sistemnya besar seperti Indonesia maka cukup dengan merubah mindset-nya agar lebih punya orientasi visi dan misi business dan bermodalkan bonek (bondo nekat) maka bisalah dia menjadi inovator.

Masalahnya pada negara-negara yang sudah teratur dimana sistem bisnis di negara tersebut amat sophisticated maka perubahan mindset saja tidak cukup untuk jadi inovator. Dibutuhkan juga penguasaan konsep yang kuat sebagai fondasi seorang tukang insinyur bermertamorfosa menjadi inovator. Bahkan tidak cuma itu, meskipun negara yang masih “uncertainty” tetapi jika industry sector-nya amat komplek dan high risk maka tetap seorang inovator harus paham betul tentang “business concept”.

Dibanyak negara seringkali proses pembangunan konsep bisnis pada tukang insinyur ini dilakukan dengan Program Sekolah MBA! Ini jalan pintas yang efektif untuk membangun konsep bisnis pada para Tukang Insinyur. Bagi saya pribadi, jika memang mengambil MBA dari Universitas kredibel —kalau di Indonesia seperti MM UGM (yang satu-satunya MBA di Indonesia teakreditasi oleh AACSB yaitu program akreditasi paling prestisus di dunia untuk sekolah bisnis) atau MM ITB atau MM UI dan MM sekolah kredibel lainnya—, maka itu pilihan efektif untuk meningkat kemampuan konsep manajerial secara cepat.

Hanya itu juga bukan satu-satunya cara. Ada banyak cara lainya yang membuat konsep bisnis seseorang menjadi tumbuh sebagai fondasinya. Cara yang terbaik adalah banyak membaca buku-buku manajerial bermutu lalu secara rutin untuk meng-update konsep manajerial anda boleh membaca secara rutin Business Journal dari Sekolah-Sekolah Bisnis Top dunia.

Sekedar saran kecil saja. Untuk permulaan ada baiknya seorang (ini cuma saran pribadi yang setiap orang bisa beda-beda) jika ingin membangun business concept yang solid maka membaca 3 Plus buku ini cukup banyak memberi manfaat:

1. Competitive Strategy-nya Micahel Porter
2. Strategic Market Managementnya-nya David Aacker
3. Business Process Reenginering-nya Michael Hammer
Plus kalau mau lebih detail memahami Business, Finance dan Akuntansi maka baca juga tentang COSO Framework.

Tentu saja hanya dengan membaca buku tersebut seorang Tukang Insinyur tidak bisa tiba-tiba menjadi inovator. Itu cuma saran kecil saja kok. Tapi itu buku-buku menarik yang membuat cara pandang kita menjadi berbeda; membangun sense kita memahami sebuah business terkait dengan content, proses, institusi serta lingkungannya…

Tentu saja anda boleh membaca buku apapun atau jika ada yang merekomendasikan buku bagus silahkan di-share bersama. Sangat mungkin itu malah juga menjadi referensi bagi saya pribadi.

Dari Tepian Lembah Sungai Elbe

Ferizal Ramli

Tinggalkan komentar