Permainan “Bola Panas” cerdik ala Jokowi untuk Trunojoyo-1 ?


158179_620

Para pendukung Jokowi yang berpikiran logis pasti terperangah tidak percaya saat Jokowi mengajukan Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai calon tunggal Trunojoyo-1.

Di mata ICW dan masyarakat anti korupsi, BG adalah figur monster yang menghantui mimpi buruk. Saat bersamaan, Polri sendiri merupakan institusi yang terkenal korup. Bagaimana mungkin Jokowi akan memberantas korupsi di Indonesia sementara “ujung tombak” penegakan hukumnya adalah institusi Polri yang korup dan dipimpin oleh pemimpin yang disinyalir juga korup?

Pertanyaan ini jelas ada dalam benak semua kita. Apalagi saat mengajukan Kapolri justru Jokowi tidak meminta pertimbangan resmi dari KPK. Ini jelas fatal. Lha wong memilih menteri saja minta pertimbangan KPK, kok ini milih Kapolri yang jelas-jelas institusi “ujung tombak” pemberantasan korupsi malah tidak libatkan KPK? Apakah karena BG itu amat dekat dengan Mega dan Mega inginkan BG jadi Kapolri sehingga Mega TIDAK inginkan Jokowi berkonsultasi dulu dengan KPK untuk ajukan BG? Logis memang Mega tidak ingin melibatkan KPK atau PPATK karena sangat mungkin pasti akan di-“stabilo” merah. Hanya kalau ke DPR itu perintah UU yang harus dilaksanakan. Bagi Mega sendiri, jika saja DPR bisa di-“bypass” tanpa melanggar UU pasti akan minta Jokowi melakukannya.

Menurut saya, BETUL itu penjelasannya. Jokowi langsung iyakan BG untuk diajukan jadi calon tunggal Kapolri untuk memenuhi permintaan Mega. Tapi benarkah dengan begini berarti Jokowi itu “boneka”-nya Mega?

Hmm… entar dulu menuduh Jokowi “boneka”-nya Mega dalam konteks ini. Bisa jadi Jokowi sedang bermain “bola panas” secara cerdik menggocek gawang! Mari kita pahami realitasnya:

Jokowi itu tidak punya dukungan penuh dari Partai Pendukung. PDIP itu tidak sepenuhnya di bawah Jokowi. PDIP itu di bawah Mega. Golkar yang partainya JK malah justru oposisi terhadap pemerintahan Jokowi. Sementara KMP menguasai Parlemen. Birokrasi juga „enggan“ dekat dengan Jokowi karena banyak kebijakan Jokowi mengganggu „zona nyaman“ para pejabat birokrat. Di titik ini secara realitas jika Jokowi BERANI menentang maunya Mega dengan menolak BG maka ini „harakiri“ politik! Menentang Mega dalam konteks ini adalah keputusan bunuh diri dari sudut politik.

Ingat, kita semua tahu bahwa Mega itu punya jejak rekam buruk tentang BLBI yang saat ini sedang dikotak-katik KPK. Sangat mungkin Mega benar-benar butuh BENTENG yang melindunginya yaitu Kapolri yang siap sikat habis pihak-pihak yang berani otak-atik BLBI. Di titik ini bagi saya, Jokowi cukup cerdas untuk berkelit dalam situasi sulit dengan pilihan-pilihan sulit.

Jadi langkah yang dilakukan Jokowi justru langsung membuat BG sebagai calon tunggal untuk diajukan ke DPR, sangat mungkin langkah yang cerdik. Ini malah jauh lebih menguntungkan posisi Jokowi dari pada menentang maunya Mega. Memang akibatnya, keputusan ini dikecam masyarakat. Masyarakat pun menolak. KMP pun mulai bereaksi keras. Akibatnya, KMP di DPR akan habis-habisan menguliti koreng dan bau busuk yang melekat pada kredibilitas BG. Jika benar kredibilitas BG penuh kotoran nanah, karena kenyang dengan rekening busuk gendutnya, maka pasti KMP akan kuliti itu rame-rame di depan publik. Jadilah, akhirnya DPR akan menolak BG. Tidak cuma menolak bahkan mungkin mempermalukan.

Justru ini yang dimaui Jokowi. BG DTOLAK dan yang menolaknya bukan Jokowi melainkan DPR. Akibatnya, Mega hanya bisa melongo. Setelah itu, saat Jokowi diminta kembali mengajukan calon Trunojoyo-1 maka dia pilihlah Jenderal Polri yang paling bersih dari yang ada serta sangat mungkin akan libatkan KPK, PPATK dan Lembaga Audit Anti Korupsi yang kredibel lainnya. Jadilah, Jokowi akan memilih Kapolri pilihannya tanpa harus bermusuhan dan menyakiti Mega. Biar bagaimana pun Jokowi butuh dukungan Mega untuk kestabilan politiknya.

Tapi anda pasti anggap keputusan ini adalah “permainan berbahaya”.

Jawabnya: IYA ini permainan “bola panas” yang berbahaya. Paling tidak ini resiko yang akan terkait:

Satu, Jokowi saat ini dikecam oleh masyarakat sebagai Presiden yang tidak punya komitmen serius memberantas korupsi sesuai dengan janji kampanyenya. Hanya di mata saya, resiko ini adalah resiko terkecil buat Jokowi. Toh jika ke depan Jokowi bisa buat program yang baik maka masyarakat lupa. Suka atau tidak suka seperti inilah realitas di masyarakat yang Jokowi amat paham memaknainya.

Keputusan diatas lebih kecil resiko politiknya dari pada Jokowi menolak keinginan Mega yang membuat Jokowi bisa kehilangan dukungan politik di Parlemen. Kehilangan dukungan dari Mega adalah kiamat politik buat kestabilan pemerintah Jokowi.

Dua, Jokowi berkeyakinan KMP dan DPR pasti menolak BG. Jokowi sadar jejak rekam BG amat buruk. Jadi, mosok KMP dan DPR akan setujui BG jadi Kapolri? Bisa habis kredibilitas KMP dan DPR di mata publik. Tampaknya itu yang ada di keyakinan Jokowi sehingga dia berkompromi dengan maunya Mega untuk ajukan BG sebagai calon tunggal.

Masalahnya, jika ternyata KMP juga opportunis sehingga BG diloloskan jadi Kapolri maka cilaka semua rakyat Indonesia ini. Cilaka betul jika sinyalamen ICW benar bahwa BG adalah pemilik rekening gendut dan dia bagian dari masalah korupsi tetapi justru malah jadi Kapolri.

Jokowi mungkin selamat dari kritikan publik karena bisa berlindung toh DPR sudah melakukan „fit and proper test“ dan BG dinilai layak jadi Kapolri. Jadi, Jokowi jelas selamat dari tuduhan buruk karena sudah dapat persetujuan DPR. Tinggal para pegiat anti korupsi yang gigit jari jika memang BG itu kredibilitasnya tidak bersih serta justru disetujui jadi Kapolri.

Kedua alasan diatas inilah yang saya katakan Jokowi sedang memainkan „bola panas“. Permainan ini membutuhkan kecerdikan tapi dengan resiko yang juga amat riskan.

PS. – Tambahan catatan kaki:

Menurut saya kejadian Putin di Rusia menarik untuk simak dalam konteks Jokowi di Indonesia:

Saya kasih contoh Presiden Putin Rusia. Dia naik jadi Presiden karena dukungan Boris Yeltsin secara politik, meskipun secara pemilu berdasarkan suara rakyat. Nah saat Putin jadi Presiden maka rakyat Rusia dan negara Rusia maju. Dia bekerja untuk rakyatnya. Sebagian besar Rakyat Rusia sepakat bilang Putin bekerja untuk Rakyat dan untuk bangsa Rusia. Anda tahu apa yang TIDAK pernah dilakukan Putin?

Jawabnya: Mengotak-atik Korupsi masa lalu yang pernah dilakukan oleh Boris Yeltsin dan keluarganya. Itu dilindungi Putin. Anda bisa bayangkan padahal Yeltsin sudah tidak punya kekuatan apapun, Putin yang terkenal sebagai pemimpin keras dan tegas dunia pun enggan untuk mengganggu Yeltsin dan mau pasang badan melindungi Yeltsin. Bisa anda bayangkan dengan posisi Jokowi dan Mega? Yeltsin yang sudah tidak punya posisi apapunya saja, Putin cukup takut mengotak-atik Yeltsin, apalagi dalam konteks Jokowi dengan Mega yang notabene Mega masih berkuasa dan penentu penting stabilitas politik.

Menurut saya pribadi, konteks hubungan Putin dan Yeltsin terutama pada periode pertama kepemimpinannya amat menarik untuk memahami konteks hubungan Jokowi dan Mega.
Dari Tepian Lembah Sungai Elbe

160 komentar di “Permainan “Bola Panas” cerdik ala Jokowi untuk Trunojoyo-1 ?

  1. Dulu …ketika memilih para calon pembantunya (para calon menteri), minta bantuan KPK. Lah ini, milih Kapolri, ko…KPK ga dimintai bantuan.

  2. Masih ada satu kartu Jokowi, Pak: KPK sudah menetapkan BG sebagai tersangka. Ini bisa jadi satu parameter penting buat Jokowi untuk ‘terpaksa’ menarik pencalonan BG atau membuat DPR tidak meloloskan BG..

  3. Tulisan yg ebernas.. Semoga ini menjai analisis yg baik dlm meluruskan penalaran kita terkait kasus penetapan calon Kapolri sbg tersangka..
    Memang sdh sejak lama, bbrp kalangan mencium “kejanggalan” langkah Jokowi dlm menunjuk BG..dan ternyata, Jokowi bnr2 cerdas memainkan manuver politiknya..Tidak menyisakan sakit hati pd siapapun! Ini baru cerdas.. Bravo bung!! Ulasan yg sgt menarik..

  4. Ya kalo buat anda kan Jokowi gak pernah salah, makanya yang “harus” salah adalah Mega, PDIP, bahkan KMP yang gak ikut2an milih Kapolri… Mending gak usah berspekulasi ini-itu, ikuti aja proses hukum

  5. sangat cerdas! Penulis dan Jokowi sendiri mempunyai IQ diatas rata rata. Memang politik di Indonesia harus santun dan cerdas seperti Jokowi. Bravo Mr. President

  6. Namun, penunjukan Budi Gunawan ini menuai protes karena tak melibatkan KPK dan PPATK seperti saat memilih menteri kabinetnya. Saat ditanya, Presiden Jokowi tak menampik adanya faktor kedekatan antara Budi Gunawan dan ia sebagai salah satu alasannya penunjukan tersebut. Hahaha….FAKTOR KEDEKATAN sudah diakui sendiri oleh Jokowi. Jadi bukan soal bola panas…..pengamat ini seperti dukun aja….hahaha. gak tahu bagaimana jasa jasa Budi Gunawan saat pilpres kemarin ?? woowww buanyaakkkkk….

  7. Benar atau tidak analisa Anda cuma orang2 itu, Tuhan, para malaikat, dan para setan yang tau. Yang bikin penasaran saya adalah apa memang pencalonan BG ini adalah prakarsa dari Megawati? Atau memang murni dari kepolisian? Atau dari yang lain? Jokowi barangkali? Siapapun yang mencalonkannya, apa ga berpikir bahwa BG punya track record yang kurang baik sehingga dengan mencalonkannya adalah seperti melempar lumpur ke wajah sendiri? Kalo menurut saya sih mereka2 yang berkepentingan dengan pencalonan kapolri merencanakan sesuatu yang berada di luar jangkauan pemikiran kita di sini. Mengingat bahwa mereka2 yang berkecimpung di dunia politik di negeri ini sudah berpengalaman selama puluhan tahun dan sebelumnya telah mendapatkan didikan oleh mentor2nya yang punya pengalamnan lebih lama lagi

  8. Penggiringan opini seolah-olah tidak ada keputusan yg salah dalam diri jokowi. Penulisnya pendukung berat jokowi #yg jelas Allah maha tahu!

  9. Pendapat boleh saja….. Namun sebaiknya jangan jelekin orang Tanpa dasar yg kuat….. Jokowi Sudah sesuai procedur….. Nama calon kapolri muncul dari petinggi kepolisian juga….. Jadi Cek dari kpk dan fit&proper test sdh merupakan procedure yg sesuai….. Nanti akan terbukti bahwa kpk Dan lembaga lainnya bekerja dengan baik atau tidak..

  10. tentang pilihan Jokowi pada Budi Gunawan
    “Sudah dari kompolnas, hak prerogatif saya, saya pakai, saya pilih, saya sampaikan ke dewan, sudah,” ujar Jokowi saat kunjungan ke Galangan Kapal PT PAL di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (10/1).
    Ketika ditanya mengapa memilih orang dekat untuk memimpin korps Bhayangkara, Jokowi cuma menjawab singkat, “Masa saya pilih yang jauh?” ujarnya

    Nah yang ini belum ada yang bisa jawab maksud pernyataannya, yang teman2 FB ane dari Jokowi lovers juga tidak tahu tahu


    http://www.merdeka.com/peristiwa/jokowi-ditanya-soal-kapolri-masa-saya-pilih-yang-jauh.html

    http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/08/31/jokowi-bapak-saya-satgas-pdip

  11. masih kurang kah pak Jokowi percaya dengan dukungan rakyatbegitu juga rakyat masih ragu dengan pak Jokowi. meminta anak buah menteri nya melepas atribut da kepentingan partai. tapi atasannya malah masih melekat akan partai nya, buat menyakinkan akan kepercayaan rakyat. – 30% poin untuk kepercayaan yang diberika untuk Pak Presiden.

  12. Saya tidak sependapat walaupun semua yangvdikatakan penulis masuk akal…tapi ada yang harus di ingat korelasi budi gunawan + tim sukses jakowi jk kalau ga salah ini pejabat polri yang pernah kedapatan makan bareng dengan tim sukses + semua posisi strategis yang sudah diberi oleh jakowi untuk tim suksesnya. .

    Jakowi sdh menganggap angin…semua orang yang di rekomendasikan nya sdh mendapatkan jabatan strategis….tinggal bg ini yang berat… dan jokowi pasti sudah melobi petinggi partai kmp untuk juga mendukung…ini terlihat dari pertemuan jakowi dengan ical….walaupun saya yakin itu sulit

  13. siapa jamin itu bentuk penolakan Jokowi secara halus terhadap campur tangan ibu suri. .. ?

    #masi ada yang belum beres antara kepentingan abraham, pihak ketiga (bukan ibu suri) dengan kebijakan Jokowi.

  14. ”Ingat, kita semua tahu bahwa Mega itu punya jejak rekam buruk tentang BLBI yang saat ini sedang dikotak-katik KPK. Sangat mungkin Mega benar-benar butuh BENTENG yang melindunginya yaitu Kapolri yang siap sikat habis pihak-pihak yang berani otak-atik BLBI.” ..blunder?

  15. Ini sih bukan asumsi, tapi harapan penulis bahwa jokowi melakukan hal2 yg ada di asumsi ini, sehingga jokowi tdk punya kesalahan dalam masalah ini. Khusnudzon baik, tapi bukan berspekulasi semata. Kalaupun asumsu ini nyata2 dilakukan jokowi, mengapa jokowi harus manut dgn Mega padahal diyakini beliau punya byk pendukung? Mengapa pula harus bermain ‘bola panas’ padahal udah tau risikonya? Apakah dibenarkan membela kepentingan rakyat dgn cara menuruti dulu apa kata Mega, lalu diloloskan DPR, ternyata BG bermasalah, lalu cuci tanganlah jokowi thd DPR?

    • Kan politik itu begitu .. ga bisa transparan… dlm kasus ini.. kl ga pakai akal bulus gitu gimana pak Jokowi mau menghadapi dunia politik NKRI yg hampir semua lebih bulus, licik dan rakus pula …
      terbuktilah sekarang kan? 😉 .. ayoo dukung Jokowi lagiii 😊

    • MasJoko itu lebih tepatnya cerdik (bukan licik), tapi kalau depeer itu sudah kehilangan AkalSehat, HatiNurani dan Moral, sudah jelas tersangka kok tetep disebut “FIT n PROPER” atau “Patut dan Layak”.
      Dengan peristiwa ini telah membuktikan bahwa depeer dari koalisi manapun nggak ada bedanya, sama-sama kurang waras.

  16. Sekarang yang pro Jokowi bisa dicap parno. Realistis aja deh!
    1. Gak ada intervensi Megawati.
    2. Rekomendasi dari kompolnas, BG ini adalah intelektual terbaik yg dimiliki polri.
    3. Masalah rekening gendut BG, Jokowi awalnya anggap itu cuma isu.
    4. Kita hargai saja proses hukum KPK. Dan kita anggap ini sbg pelajaran berharga utk Jokowi.

  17. Bagaimana jika sebaliknya? karena benar ibu suri tau rekam jejak BG bisa saja ibu suri menjebak orang no.1 tersebut agar berbuat kesalahan yang fatal dan ketika citra orang no.1 tersebut sudah tidak bisa diperbaiki lagi akan datang lah ibu suri dan gerombolannya menjadi ‘penyelamat’…#skenario??

    • Kalau mau menjebak Jokowi sepertinya mustahil. Justru Jokowi jadi satu2nya andalan mega untuk kemudian mulai membangun kekuatan besar partai lewat Jokowi. Masalahnya Jokowi bukan boneka, jokowi sadar betul posisi dan kapasitasnya sebagai presiden saat ini bukan main besar dan menantangnya. Mega tidak akan mudah dan begitu saja menggunakan Jokowi. Faktanya malah mega dan PDIP seringkali terjebak bahwa justru Jokowi yang sering mendapat simpati dan pujian dibanding mega dan PDIP. Jadi sekali lagi kasus BG ini menunjukkan betapa mega ceroboh, dan lagi2 Jokowi mendapat kredit cerdik bahkan ini menjadi sinyalemen bahwa presiden dan KPK serta PPATK akan lebih solid lagi berantas koruptor jika kejaksaan, MK, MA dan polri dah dipegang oleh orang2 bersih.

  18. Ya’tul, persis spt yg saya pikirkan & pJokowi sudah menang sekarang menjerat si koruptor secara bersih. Bisa dibaca dari awal knp pJokowi melawan karakternya sendiri, tentunya dia bukan org bodoh & gelap mata. Kl iya, ngga mungkin dia ada di posisinya sekarang.

  19. Analisa saya juga mengarah kesana, sama seperti analisa yg Anda kemukakan di atas. Di mata saya, Presiden Jokowi bak seorang Grandmaster permainan catur yg sedang memainkan bidak2nya.

  20. Saya sependapat . . . .
    Ini lebih tepat judulnya JokoWi VS Bude Mega . . . .
    Cara yang sama dilakukan JokoWi pada saat menyusun kabinet, butuh tangan KPK untuk membuang camen usulan partai pendukung yang tidak “Fit n Proper” . . .
    Rupanya kali ini stabilo merah sudah tidak digubris oleh Bude Mega, namun JokoWi sudah menyiapkan jurus yang lebih jitu,
    selanjutnya KPK sudah menetapkan sebagai tersangka, maka sangan “TidakCerdas” kalau Komisi 3 DPR-RI memutuskan BG adalah calon yang “Fit” dan “Proper” untuk Trunojoyo Satu.

  21. jika dianggap permainan, itu bukan permainan cerdik, tapi jelas kasar, membenturkan mega dengan DPR, KPK, dan lembaga2 anti korupsi. Bisa jadi mega ngotot dan jokowi jengkel maka jokowi mengambil langkah secara emosi dan spontan memilih BG sebagai calon tunggal untuk diajukan ke DPR. Saya pikir ini bentuk tindakan frustasi dari jokowi dimana KIH mulai tidak bisa diandalkan karena terlalu oportunis dan juga sdmnya sangat lemah.

    • Baca dulu deh uraian diatas, gak perlu pintar untuk mengerti. Sebelum pilpres dan pileg,….mega tampak sekali ambisi nya untuk jadi presiden lagi, bisa disimak dari pernyataan2 nya. ia sadar, dibelakang Jokowi ada banyak relawan yang menginginkan Orang bersih, lalu ada banyak pernyataan dari Masyarakat yang akan men coblos PDIP kalau Jokowi di Capres kan, sebab hampir semua sudah apatis dan mau golput atau tidak memilih partai apa pun. Dan Jokowi -mungkin- dengan berat hati di capres kan…..PDIP leading di pileg.dan Jokowi menang di pilpres. tampaknya ada rasa kwatir mega seandainya Jokowi tidak jadi penurut,…dst, dst, dst…..

  22. Ini mah pembenaran biar seolah-olah jokowi cerdas dan bermain politik secara cantik…buktinya nol bro, pdip itu masih dangkal politiknya,grusa grusu…klo yg bermain politik seperti ini golkar atau demokrat ane baru percaya

  23. bisa jadi analisa anda benar bisa juga sebaliknya…yang saya tidak pahami, kenapa Jokowi membiarkan semua harga2 naik…setelah BBM yang lalu di ralat, hingga TDL, Gas dan kini PDAM. sebagai masyarakat kecil, saya merasakan langsung akibatnya gaji jadi gak cukup memenuhi kebutuhan yang naik

  24. saya salut tulisan anda, yang secara logika memang tepat, kita kan tidak tahu apa pembicaraan mereka terhadap pengajuan BG, dan siapa tahu ibu kita tidak bisa lagi menyesuaikan era sekarang yaitu anti korupsi, dianggapnya masih zaman beliau jadi presiden. Ibu kita tidak mau legowo < masih mengatur semuanya negara ini. Katanya kalau pidato sambil menitikkan air mata, bangunlah Indonesia , rakyatku dlll apa itu…… Rakyat kita kalau cerdik……, kenapa pdip kok masih banyak penganutnya. yang jelas saya setuju tulisan anda, beliau kan dari Solo pekewuh sama ibu Mega. Tapi ini kan urusan negara, jadi monggolah walaupun banyak dikecam oleh rakyatnya.

  25. Presiden itu punya hak preogratif.. Hak dia untuk menentukan siapa Kapolri. Seharusnya jokowi sdh tahu rekam jejak para calon kapolrinya. Dan tidak perlu membuat langkah seperti yang penulis asumsikan. Tetap saja apa yang dilakukan jokowi merupakan blunder, karena mega pun sdh memikirkannya seandainya jokowi cuci tangan.. secara undang2, tetap saja dia yang dipersalahkan.. karena ITU merupakan HAK PREOGRATIF PRESIDEN.. bukan HAK PREOGRATIF MEGAWATI.. !! Di mata rakyat.. mau basmi korupsi kok malah memberi kekuasaan kepada tersangka korupsi?? berarti jokowi sang pembela koruptor.. Seharusnya para penasihat presiden itu memberi masukan yang riil, yang tidak mengundang polemik dalam membuat suatu keputusan.. sebagai contoh pengangkatan jaksa agung kemarin aja sdh menimbulkan polemik.. bagaimana dengan pengangkatan Kapolri (menyalahi janjinya…. tidak ada POLITIK TRANSAKSIONAL dalam era kepemimpinannya)

  26. Ping-balik: Budi Gunawan vs KPK, dan Ujian untuk “Kecerdasan” Jokowers | Jonru Ginting

  27. Sepertinya memang seperti itu. memang harus diakui secara tidak langsung Megawati punya power dalam pemerintahan. sekarang Jokowi harus pintar2 melepaskan pemerintahan dari campur tangan Megawati. Semoga setelah ini Megawati yg menyusul BG.

  28. mantap betul Penulis nih..
    dari awal saya mempunyai pemikiran seperti itu, tp penulis disini menjelaskannya lebih lengkap.
    jujur saya pendukung Prabowo waktu PILPRES, tp semenjak Jokowi Naik Tahta & saya ikuti cara Pemerintahannya. Saya merasa Pemerintahan kali ini memang beda meskipun banyak kontroversi tetapi sedikit-sedikit saya mulai mengerti.
    ya maklum orang awam dlm dunia politik.
    Semoga Pak Jokowi tetap konsisten dlm pemerintahannya. Aamiin..

  29. Good Job Mr. President!!
    like this…. tulisan anda sgt out of the box, keep writing…. mengisi kerinduan akan tweets kurawa yg sedang cuti panjang.

  30. politik tingkat dewa, tapi tetap rakyat yang dikorbankan. seolah jokowi tidak pede sampai takut dengan harakiri politik. TApi ingat, ada kasus BUS TRANSJAKARTA karatan yang dipegang Kejangung dan POLRI. Jadi JOKOWI pingin BD jadi KAPOLRI juga untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

  31. dah saya duga akan ada pendukung KHALIFAH (julukan dari Ade Armando) Jokowi yang akan membuat pembelaan spt ini. Masiiii….h aja dicari pembelaannya. Mungkin penulis lupa, bhw salah satu penyebab lamanya pelantikan kabinet jokowi ini karena alotnya “diskusi” para elit pendukung Jokowi di rumah Megawati, sampai2 ada nama2 yang diberi stabilo kuning dan merah tetap dilantik Jokowi. Kira2 apa analisa penulis terhadap pelantikan Jaksa Agung yang orang dekat Surya Paloh dan pernah bermasalah saat dia menjabat kejaksaan, apakah ini juga permainan cerdik jokowi ??

  32. Hampir semua orang yang cukup kritis berpikir sama dengan pemikiran anda. Yang ingin saya lihat babak selanjutnya adalah bagaimana Jokowi akan merespon sikap mega dan KIH yang “shock” dengan pengumuman KPK atas status tersangka kepada BG yang berarti mulai terkuak bahwa Jokowi tidak kuasa atau bahkan tidak berniat membendung KPK memberantas korupsi. Karena ini baru langkah awal, selanjutnya Jokowi pelan tapi pasti akan siap bersama KPK, PPATK dan Polri kedepan siap untuk ngangkut koruptor yang lebih kakap lagi… mau tau siapa aja orangnya? Salah satu contoh adalah satu dua orang dari mantan penguasa sebelumnya. Di era jokowi partai2 berusaha bermanuver sebisa mungkin “mengaci semen” borok2 masa lalu dengan mensikapi posisinya masing2 untuk survive dan terhindar dari KPK. KPK akan selalu jadi momok menakutkan bagi kalangan pejabat yang sadar kalau ketangkep ibarat posisi di langit langsung dibalik ke dasar lembah.

  33. klo bener skenario itu, skrng Jkw jadi musuhan dong sama mega, pdip & kih. ga mungkin engga kan? terus nyari aman lari ke kmp gitu? gimana dong selanjutnya Jkw?

  34. 1. Jika memang JKW mau main cantik melawan Mega…sbnrnya cukup bocorkan info kebobrokan BG pada DPR. Kalo lewat KPK apalagi menjelang pengajuan, itu namanya main kayu alias main kasar

    2. Jika memang JKW bukan petugas partai, mending dia tunjukkan saja lgsg pada Mega bhw dia tidak setuju. Kok masalah dapur dibawa keluar

    3. Jika memang JKW melawan Mega, pasti setelah ini ada counter attack dari pro Mega. Kalo ga ada, analisa di blog ini kayaknya kurang tepat

    Let’s wait n see

  35. Dari pada Jokowi nembak bg lewat kpk, menambah 1 musuh kuat lagi. Mending di rangkul, biar temen2 sesama koruptor ambisi kekuasaan menjatuhkan BG. Dimata BG Jokowi juga ga jelek.

  36. secara nalar, ini blunder jokowi. Kl dia mmg sengaja masang ‘jebakan batman” ke BG kenapa yg dicalonkan hanya satu? bukankah lebih aman dia mencalonkan dua nama, dan ketika BG di blacklist maka akan tersisa 1 nama yg mmg sedari awal pilihan utamanya. jelas ini sgt aman utk image jokowi, tp itu tdk dilakukan.

    Sudahlah, cobalah berfikir lebih adil pada nalar kita…

  37. Menurut saya, tulisan ini adalah asumsi. Tapi asumsi tersebut adalah asumsi yang paling masuk akal. Jokowi sangat membutuhkan dukungan parpol. Tidak ada hubungannya jokowi memiliki banyak fans dengan keputusan politik jokowi. Fans jokowi non-parpol tidak dapat berbuat apa2 karena ini adalah politik sehingga yang dibutuhkan adalah dukungan politik. Realitanya, di DPR Jokowi tidak memiliki banyak dukungan (meskipun rakyat banyak yang mendukung jokowi).

  38. emang ada politik yg bersih dan jujur ?????????? yang saya tau, ya begitulah dunia politik, kenapa harus bingung dan pusing mikirinnya ???????

  39. Klo kata Jokowers jokowi didukung rakyat, ngapain juga ngurusin keiinginan Mega. Terlepas dari realitas politik dan tetek bengeknya, masyarakat tidak faham itu. Klo Jokowi mengambil keputusan atas kepentingan rakyat (dalam hal ini memilih Kapolri yang kredibel dan bersih) siapaun yg menghadang tentu rakyat lawannya. Dan beliau juga sudah menjadi kepala negara toh? Saya tidak yakin ini kecerdikan jokowi. Sama sekali tidak yakin. Dimana citra karakter seorang jokowi yg dulu dibilang lugas dan tanpa neko2? Omong kosong semua

    • Setuju 100%.. ulah Jokowi mengusulkan BG adalah ‘pengrhianatan’ terhadap dirinya dan rakyat. Hal ini dilakukan semata-mata hanya untuk memperoleh bargaining position yg lbh kuat bagi dirinya dengan memperoleh dukungan dr KMP. Akhirnya terkuak juga tabiat asli Jokowi yang mendukung korupsi di negara ini.

      Saya memahami filosofi ‘Roh yang baik akan saling mencari begitupun sebaliknya bahwa roh yang jahat akan saling mencari’, para anggota DPR Komisi 3 pada khususnya merupakan orang2 dengan tabiat jelek dan jahat dan berkhianat terhadap konstituen mereka dengan cara mendukung diadakannya fit and proper test untuk orang yang telah jelas menjadi tersangka dan karakter asli Jokowi yang jahat akhirnya terkuak juga ketika dia mendukung orang jahat lainnya menduduki posisi penting sebagai Kapolri.

      Tindakan ejahatan itu jangan dipoles dengan opini-opini yang menganggap bahwa tindakan tersebut merupakan strategi untuk memperoleh dukungan dll. Kejahatan adalah kejahatan, kasat mata sebagaimana kita bisa membedakan putih dan hitam.

  40. Ini soal kecerdikan si Joko memainkan peranannya sbg presiden yg ingin memberantas korupsi namun tak mau melawan orang tuanya yg korupsi hehehe….Bagaimana Indonesia? Mari dukung jika baik, mari lawan jika salah. Hidup rakyat Indonesia 🙂

    • Seorang Presiden biar bagaimanapun harus punya backingan… Klo memang mau ceritanya seperti Putin, itu ga akan kesampaian, karena hampir semua institusi udah ga bisa di percaya lagi..

  41. Saya salah satu rakyat indonesia yg pro Jokowi….saya sudah sangat menduga permainan jokowi sangat cerdik di balik pemilihan BG.
    Melawan mega secara frontal sangat riskan..
    Makanya dia menggunakan cara seperti itu…malah saya menduga secara kasar, dia akan mengumumkan calon tunggal yaitu BG dan dlm wkt yg bersamaan dia telp abraham samad….

  42. Bagus jglah si BG itu dicalonkan, nggak pake lama lngsung jd tersangka, coba kl nggak dicalonkan, diam2 aj menikmati rekening gendut entah kpn mau diproses..

  43. Saya juga berfikir demikian, jokowi sengaja lemparkan bola panas itu, karena suatu hal yang mustahil untuk jokowi berani frontal ke megawati saat ini secara langsung, sama saja dengan bunuh diri, saya fikir Jokowi sudah tahu dengan masalah Budi Gunawan di KPK dan sudah memprediksi apa yang akan terjadi

  44. Sependapat dengan apa yang saya pikirkan, tambahannya Bapak Jokowi mau ngetes KPK juga. Apakah KPK ikut bermain politik?. Karena para calon menteri yg dl di cap merah KPK sewaktu-waktu akan menjadi tersangka tapi sampai sekarang belum menjadi tersangka jg. Untuk Komjend BG adalah tes pertama JOKOWI thdp KPK. Walaupun KPK menyebut KOmjend BG dicap merah dimedia tetapi Bpk JOKOWI tetap mencalonkan Komjend BG ke DPR. Bpk JOKOWI sudah dapat jawaban dari kasus ini.

  45. inilah politik.. sy tdak bisa membrikan komentar tapi sy lebh berharap smoga harapan masyarakat-masyarakat di indonesia bisa terealisasikan.. untuk pak jokowi.. semangad terus pak

  46. Eng ing eng.. Ternyata BG di lolosin DPR.. Berharap “bola panas” jokowi merupakan strategi yang cerdik, justru malah DPR yang bermain cantik.. “Bola panas” di kembalikan kepada presiden..

    DPR sudah menjalankan tugasnya untuk fit and proper test.. karena calon kapolrinya cuma satu, ya jadi aklamasi.. Jadi bola panas kembali ke jokowi.. mau di lantik atau gak ?

  47. Tapi prediksi anda DPR menolak BG itu ga terbukti. Buktinya DPR malah mengizinkan meluluskan BG jadi kapolri. Benarkah pak jokowi memainkan permainan Bola panas? Let’s we see…

  48. Ping-balik: Umpan Lambung Indah dari KPK, mampukah Jokowi mencetak Gol dalam kemelut Trunojoyo-1? | Ferizal Ramli's Blog

  49. ini adalah “bola yg paling panas” sebab ; lemparan pertama oleh R1, diterima komisi III justru mjd kesempatan emas bagi PKS utk “membidik” sasaran akurat KPK agar 7-an nya mulus tanpa susah payah… walaupun smtr “penonton” (publik) hrus dibuat bingung dgn bola panas ini….

    yg mjd pertanyaan selanjutnya, kemana arah bola panas akan disarangkan?
    mampukah KPK menepis tembakan dari PKS sehingga mjd pemain handal sekaligus penentu dari kemenangan bola panas ini

  50. Ah saya gak liat cerdiknya dimana,

    kecele iya, udah hampir diangkat, ditikung KPK, as simple as that.

    Saya gak mau berandai andai dia memainkan peran cerdik. Dimata saya nggak ada itu Jokowi harus extra effort mensiasati suatu kekuatan powerful partai pendukung atau Mega sekali pun untuk memilih jendral korup atau ditenggarai korup untuk jadi korupsi. Buat apa sampai harus mensiasati, saya taunya Jokowi didukung didukung Mega 100%, bukan diajak Mega nyebur kejurang.

    Apalagi key person team Hukum kabinetbJokowi mulai dari menkumham, jaksa agung, gak ada yg greget.

    Jadi Jokowi harus terus diawasi. No blanket approval. Kalo salah ya diteriaki.

  51. Ping-balik: Umpan Lambung Indah KPK, mampukah Jokowi cetak Gol dalam kemelut Trunojoyo-1? | Ferizal Ramli's Blog

  52. Tulisannya keren. Tidak ada kesan menghakim, tapi pembaca dituntun dan dituntut berpikir mencari puncak masalah sendiri… 2 jempol.. Terimakasih.

  53. ini baru analisa politik…sekarang banyak analisa politik yang dihubung2kan dengan agama…kalo saya bilang cara analisanya masih kayak anak ayam…meskipun DPR setuju tetapi kan masih ada KPK yang merupakan simbol rakyat juga…bola panas ini akan masih tetap bergejolak di DPR…saya yakin seorang laki2 seperti Jokowi tidak mau mentah2 menjadi bonekanya mega…terkadang orang memang suka merasa berhutang budi kepada orang lain…asalkan tidak melanggar prinsip hidupnya…

  54. 1. Alih2 menolak, ternyata DPR secara cepat justru menyetujui BG sbg calon kapolri tunggal pilihan Jokowi, sehingga teori Bola Panas yg diumpan jokowi ke DPR di artikel ini jadinya konyol, malah Jokowi sbg pengetok keputusan terakhir yg dapat umpan Bola Panas dari DPR. Gagal cuci tangan deh

    2. “Keputusan diatas lebih kecil resiko politiknya dari pada Jokowi menolak keinginan Mega yang membuat Jokowi bisa kehilangan dukungan politik di Parlemen” , berarti kalo skrg negara bisa selamat cuma karena keberuntungan dong. Beruntung karena kebetulan org pesanan ibu mega sudah dibidik KPK , kalo orangnya lg ga ada yg mbidik ? berarti tiap request dari bu ratu diturutin semua gitu . Lah ajur dong

    3. “Kehilangan dukungan dari Mega adalah kiamat politik buat kestabilan pemerintah Jokowi” . Kasus selesai, berarti Jokowi emang belum siap mimpin negara. simpel

    “Pemimpin diktator mematikan nyali, pemimpin yang di-Nabi-kan mematikan nalar.” -Sudjiwo Tedjo-

  55. Paling aman buat Presiden , karena BG sudah bebas dari masalah hukum (paling tidak untuk sementara), sebaiknya juga tidak melantik BG sbg. Ka. Polri.

  56. Semakin seru saja jalan ceritanya setelah DPR berselingkuh meloloskan Budi Gunawan tapi malah tidak jadi dilantik oleh presiden bersamaan dengan pemberhentian pimpinan KPK.. bagaimana akhir dari drama ini ? Penonton sepertinya hanya bisa menonton, sutradaranya saling sikut menyikut. Tapi yakin ada sang produser yang mempunyai kuasa terhadap pertunjukan opera sabun ini… bangkitlah indonesia 🙂

  57. Saya baru saja mampir di tulisan “I Don’t Trust Him Anymore”. Apakah sekarang penulis masih berprasangka baik sama seperti tulisan di atas ini?

Tinggalkan Balasan ke jual kaos bola bandung Batalkan balasan