Para pendukung Jokowi yang berpikiran logis pasti terperangah tidak percaya saat Jokowi mengajukan Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai calon tunggal Trunojoyo-1.
Di mata ICW dan masyarakat anti korupsi, BG adalah figur monster yang menghantui mimpi buruk. Saat bersamaan, Polri sendiri merupakan institusi yang terkenal korup. Bagaimana mungkin Jokowi akan memberantas korupsi di Indonesia sementara “ujung tombak” penegakan hukumnya adalah institusi Polri yang korup dan dipimpin oleh pemimpin yang disinyalir juga korup?
Pertanyaan ini jelas ada dalam benak semua kita. Apalagi saat mengajukan Kapolri justru Jokowi tidak meminta pertimbangan resmi dari KPK. Ini jelas fatal. Lha wong memilih menteri saja minta pertimbangan KPK, kok ini milih Kapolri yang jelas-jelas institusi “ujung tombak” pemberantasan korupsi malah tidak libatkan KPK? Apakah karena BG itu amat dekat dengan Mega dan Mega inginkan BG jadi Kapolri sehingga Mega TIDAK inginkan Jokowi berkonsultasi dulu dengan KPK untuk ajukan BG? Logis memang Mega tidak ingin melibatkan KPK atau PPATK karena sangat mungkin pasti akan di-“stabilo” merah. Hanya kalau ke DPR itu perintah UU yang harus dilaksanakan. Bagi Mega sendiri, jika saja DPR bisa di-“bypass” tanpa melanggar UU pasti akan minta Jokowi melakukannya.
Menurut saya, BETUL itu penjelasannya. Jokowi langsung iyakan BG untuk diajukan jadi calon tunggal Kapolri untuk memenuhi permintaan Mega. Tapi benarkah dengan begini berarti Jokowi itu “boneka”-nya Mega?
Hmm… entar dulu menuduh Jokowi “boneka”-nya Mega dalam konteks ini. Bisa jadi Jokowi sedang bermain “bola panas” secara cerdik menggocek gawang! Mari kita pahami realitasnya:
Jokowi itu tidak punya dukungan penuh dari Partai Pendukung. PDIP itu tidak sepenuhnya di bawah Jokowi. PDIP itu di bawah Mega. Golkar yang partainya JK malah justru oposisi terhadap pemerintahan Jokowi. Sementara KMP menguasai Parlemen. Birokrasi juga „enggan“ dekat dengan Jokowi karena banyak kebijakan Jokowi mengganggu „zona nyaman“ para pejabat birokrat. Di titik ini secara realitas jika Jokowi BERANI menentang maunya Mega dengan menolak BG maka ini „harakiri“ politik! Menentang Mega dalam konteks ini adalah keputusan bunuh diri dari sudut politik.
Ingat, kita semua tahu bahwa Mega itu punya jejak rekam buruk tentang BLBI yang saat ini sedang dikotak-katik KPK. Sangat mungkin Mega benar-benar butuh BENTENG yang melindunginya yaitu Kapolri yang siap sikat habis pihak-pihak yang berani otak-atik BLBI. Di titik ini bagi saya, Jokowi cukup cerdas untuk berkelit dalam situasi sulit dengan pilihan-pilihan sulit.
Jadi langkah yang dilakukan Jokowi justru langsung membuat BG sebagai calon tunggal untuk diajukan ke DPR, sangat mungkin langkah yang cerdik. Ini malah jauh lebih menguntungkan posisi Jokowi dari pada menentang maunya Mega. Memang akibatnya, keputusan ini dikecam masyarakat. Masyarakat pun menolak. KMP pun mulai bereaksi keras. Akibatnya, KMP di DPR akan habis-habisan menguliti koreng dan bau busuk yang melekat pada kredibilitas BG. Jika benar kredibilitas BG penuh kotoran nanah, karena kenyang dengan rekening busuk gendutnya, maka pasti KMP akan kuliti itu rame-rame di depan publik. Jadilah, akhirnya DPR akan menolak BG. Tidak cuma menolak bahkan mungkin mempermalukan.
Justru ini yang dimaui Jokowi. BG DTOLAK dan yang menolaknya bukan Jokowi melainkan DPR. Akibatnya, Mega hanya bisa melongo. Setelah itu, saat Jokowi diminta kembali mengajukan calon Trunojoyo-1 maka dia pilihlah Jenderal Polri yang paling bersih dari yang ada serta sangat mungkin akan libatkan KPK, PPATK dan Lembaga Audit Anti Korupsi yang kredibel lainnya. Jadilah, Jokowi akan memilih Kapolri pilihannya tanpa harus bermusuhan dan menyakiti Mega. Biar bagaimana pun Jokowi butuh dukungan Mega untuk kestabilan politiknya.
Tapi anda pasti anggap keputusan ini adalah “permainan berbahaya”.
Jawabnya: IYA ini permainan “bola panas” yang berbahaya. Paling tidak ini resiko yang akan terkait:
Satu, Jokowi saat ini dikecam oleh masyarakat sebagai Presiden yang tidak punya komitmen serius memberantas korupsi sesuai dengan janji kampanyenya. Hanya di mata saya, resiko ini adalah resiko terkecil buat Jokowi. Toh jika ke depan Jokowi bisa buat program yang baik maka masyarakat lupa. Suka atau tidak suka seperti inilah realitas di masyarakat yang Jokowi amat paham memaknainya.
Keputusan diatas lebih kecil resiko politiknya dari pada Jokowi menolak keinginan Mega yang membuat Jokowi bisa kehilangan dukungan politik di Parlemen. Kehilangan dukungan dari Mega adalah kiamat politik buat kestabilan pemerintah Jokowi.
Dua, Jokowi berkeyakinan KMP dan DPR pasti menolak BG. Jokowi sadar jejak rekam BG amat buruk. Jadi, mosok KMP dan DPR akan setujui BG jadi Kapolri? Bisa habis kredibilitas KMP dan DPR di mata publik. Tampaknya itu yang ada di keyakinan Jokowi sehingga dia berkompromi dengan maunya Mega untuk ajukan BG sebagai calon tunggal.
Masalahnya, jika ternyata KMP juga opportunis sehingga BG diloloskan jadi Kapolri maka cilaka semua rakyat Indonesia ini. Cilaka betul jika sinyalamen ICW benar bahwa BG adalah pemilik rekening gendut dan dia bagian dari masalah korupsi tetapi justru malah jadi Kapolri.
Jokowi mungkin selamat dari kritikan publik karena bisa berlindung toh DPR sudah melakukan „fit and proper test“ dan BG dinilai layak jadi Kapolri. Jadi, Jokowi jelas selamat dari tuduhan buruk karena sudah dapat persetujuan DPR. Tinggal para pegiat anti korupsi yang gigit jari jika memang BG itu kredibilitasnya tidak bersih serta justru disetujui jadi Kapolri.
Kedua alasan diatas inilah yang saya katakan Jokowi sedang memainkan „bola panas“. Permainan ini membutuhkan kecerdikan tapi dengan resiko yang juga amat riskan.
PS. – Tambahan catatan kaki:
Menurut saya kejadian Putin di Rusia menarik untuk simak dalam konteks Jokowi di Indonesia:
Saya kasih contoh Presiden Putin Rusia. Dia naik jadi Presiden karena dukungan Boris Yeltsin secara politik, meskipun secara pemilu berdasarkan suara rakyat. Nah saat Putin jadi Presiden maka rakyat Rusia dan negara Rusia maju. Dia bekerja untuk rakyatnya. Sebagian besar Rakyat Rusia sepakat bilang Putin bekerja untuk Rakyat dan untuk bangsa Rusia. Anda tahu apa yang TIDAK pernah dilakukan Putin?
Jawabnya: Mengotak-atik Korupsi masa lalu yang pernah dilakukan oleh Boris Yeltsin dan keluarganya. Itu dilindungi Putin. Anda bisa bayangkan padahal Yeltsin sudah tidak punya kekuatan apapun, Putin yang terkenal sebagai pemimpin keras dan tegas dunia pun enggan untuk mengganggu Yeltsin dan mau pasang badan melindungi Yeltsin. Bisa anda bayangkan dengan posisi Jokowi dan Mega? Yeltsin yang sudah tidak punya posisi apapunya saja, Putin cukup takut mengotak-atik Yeltsin, apalagi dalam konteks Jokowi dengan Mega yang notabene Mega masih berkuasa dan penentu penting stabilitas politik.
Wah kok contohnya Putin yg gayanya mirip mafia dan.pemerintahannya penuh dengan korupsi
analisa yang sangat menarik dan masuk akal!
terlalu banyak asumsi nih artikel..
Boris Yeltzin ga punya kekuasaan apa2? yakin bro?
Menurut mbah sudjiwo tedjo, klo semuanya merah gimana bisa milih yah biru?.
Reblogged this on punyasitihajar.
Good…good…good…terbukti isi tulisan ini…yang nulis jeliiiiii…yang mempermalukan KPK sendiri haaa….sip sip sip
ulasannya menarik sekali mas, ijin share di FB
Belum sampai DPR bang, udah dicekal sama KPK.
Tulisan yang cerdik
Hanya statement Jokowi ” masa saya pilih yang jauh ” maksud nya apa?
Ulasan cerdas
Mencerdiki siapa mas.
Dulu …ketika memilih para calon pembantunya (para calon menteri), minta bantuan KPK. Lah ini, milih Kapolri, ko…KPK ga dimintai bantuan.
Masih ada satu kartu Jokowi, Pak: KPK sudah menetapkan BG sebagai tersangka. Ini bisa jadi satu parameter penting buat Jokowi untuk ‘terpaksa’ menarik pencalonan BG atau membuat DPR tidak meloloskan BG..
analisis yang menghibur sekali, saya suka dengan tulisan ini!
Tapi pertanyaanya. ApakahMega sebodoh itu, menitipkan seorang yg bermasalah untuk melindunginya merupakan “HARAKIRI” juga.
menurut asumsi saya hal ini bisa terjadi secara posisi BG yang memang bisa melindungi Mega pada kasus tersebut.
nabok nyilih tangan?
analisis yang cukup tajam
Sayang nya jokowi bkn putin dan sebalik nya………
mungkin saja Jokowi pun udah dpt bocoran dr KPK bahwa Calon yg diajukan Bu Mega sebenarnya akan dijadikan tersangka.
Hmm Keren
Nice Play…..
Tulisan yg ebernas.. Semoga ini menjai analisis yg baik dlm meluruskan penalaran kita terkait kasus penetapan calon Kapolri sbg tersangka..
Memang sdh sejak lama, bbrp kalangan mencium “kejanggalan” langkah Jokowi dlm menunjuk BG..dan ternyata, Jokowi bnr2 cerdas memainkan manuver politiknya..Tidak menyisakan sakit hati pd siapapun! Ini baru cerdas.. Bravo bung!! Ulasan yg sgt menarik..
Reblogged this on Palanta Hukum Syukni Tumi Pengata, S.H..
Analisa yang cerdik dan terbukti sebelum 24 jam
Analisis yg menarik bung. Mohon analisis anda untuk jaksa agung, dirut pln, dirut pertamina dan mentri bumn?
Ya kalo buat anda kan Jokowi gak pernah salah, makanya yang “harus” salah adalah Mega, PDIP, bahkan KMP yang gak ikut2an milih Kapolri… Mending gak usah berspekulasi ini-itu, ikuti aja proses hukum
sangat cerdas! Penulis dan Jokowi sendiri mempunyai IQ diatas rata rata. Memang politik di Indonesia harus santun dan cerdas seperti Jokowi. Bravo Mr. President
Lho kok sama mas….saya lagi nulis dikit dan mau sy forward ke kompasiana..kalao aku kirim ke kompas jangan dibilang nyontek ya mas….
kalau analisa ini benar, brarti telah lahir lakon drama yang baru, cukup rumit, berbahaya tapi cerdas, happy ending, musuh mati tanpa berlumur darah
bisa jadi..tapi masih bingung sama pemilihan Jaksa Agung
Penulis artikel ini tidak ikuti pemberitaan media…g mana Jokowi Bermain cantik…”ditanya wartawan kanapa calon kapolri cuma satu” jawabannya ”masak pilih yang jauh”…JokowiMalusendiri” bro
Namun, penunjukan Budi Gunawan ini menuai protes karena tak melibatkan KPK dan PPATK seperti saat memilih menteri kabinetnya. Saat ditanya, Presiden Jokowi tak menampik adanya faktor kedekatan antara Budi Gunawan dan ia sebagai salah satu alasannya penunjukan tersebut. Hahaha….FAKTOR KEDEKATAN sudah diakui sendiri oleh Jokowi. Jadi bukan soal bola panas…..pengamat ini seperti dukun aja….hahaha. gak tahu bagaimana jasa jasa Budi Gunawan saat pilpres kemarin ?? woowww buanyaakkkkk….
smart argumen.. orang tak pernah mengira akan seperti itu. meskipun hanya asumsi.
Jadi ingat kasus BG kepergok makan sate bareng timses dan anggota KPU sebelum debat capres..
Mantap analisisnya
presiden pemimpin tertinggi,,, tidak butuh drama2…. cuma jongos yg perlu drama2
Analisa yg cukup menarik….tapi kita liat nanti apa yg akan terjadi
Analisa kelas wahid 👍
Benar atau tidak analisa Anda cuma orang2 itu, Tuhan, para malaikat, dan para setan yang tau. Yang bikin penasaran saya adalah apa memang pencalonan BG ini adalah prakarsa dari Megawati? Atau memang murni dari kepolisian? Atau dari yang lain? Jokowi barangkali? Siapapun yang mencalonkannya, apa ga berpikir bahwa BG punya track record yang kurang baik sehingga dengan mencalonkannya adalah seperti melempar lumpur ke wajah sendiri? Kalo menurut saya sih mereka2 yang berkepentingan dengan pencalonan kapolri merencanakan sesuatu yang berada di luar jangkauan pemikiran kita di sini. Mengingat bahwa mereka2 yang berkecimpung di dunia politik di negeri ini sudah berpengalaman selama puluhan tahun dan sebelumnya telah mendapatkan didikan oleh mentor2nya yang punya pengalamnan lebih lama lagi
wew..analisanya masih mentah bro kalo menurut gw. Tapi tulisannya tetep menarik untuk dibaca. Dulu jaman SBY juga suka begitu ada bola2 panas di setiap Pemerintahan. Politik itu mana kawan mana lawan semua sama.
cerdas.
sudahlah terima saja bahwa jokowi adalah presiden yg dipimpin…hehehehehe
Kalau analisa anda ini benar, artinya Jokowi termsk manusia setengah dewa dong ya..:) Tapi gak bisa dipungkiri, tulisannya menarik.
Penggiringan opini seolah-olah tidak ada keputusan yg salah dalam diri jokowi. Penulisnya pendukung berat jokowi #yg jelas Allah maha tahu!
Benar skali mas, ane juga punya pikiran sepakat ma ente !!!
Bagus juga pemikirannya. Jokowi juga cerdik, tapi semua ditangan DPR dan KMP
Pendapat boleh saja….. Namun sebaiknya jangan jelekin orang Tanpa dasar yg kuat….. Jokowi Sudah sesuai procedur….. Nama calon kapolri muncul dari petinggi kepolisian juga….. Jadi Cek dari kpk dan fit&proper test sdh merupakan procedure yg sesuai….. Nanti akan terbukti bahwa kpk Dan lembaga lainnya bekerja dengan baik atau tidak..
tentang pilihan Jokowi pada Budi Gunawan
“Sudah dari kompolnas, hak prerogatif saya, saya pakai, saya pilih, saya sampaikan ke dewan, sudah,” ujar Jokowi saat kunjungan ke Galangan Kapal PT PAL di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (10/1).
Ketika ditanya mengapa memilih orang dekat untuk memimpin korps Bhayangkara, Jokowi cuma menjawab singkat, “Masa saya pilih yang jauh?” ujarnya
Nah yang ini belum ada yang bisa jawab maksud pernyataannya, yang teman2 FB ane dari Jokowi lovers juga tidak tahu tahu
http://www.merdeka.com/peristiwa/jokowi-ditanya-soal-kapolri-masa-saya-pilih-yang-jauh.html
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/08/31/jokowi-bapak-saya-satgas-pdip
sama dgn teori saya sebelum baca artikel ini istilahnya ” dipenthoke sekalian”
masih kurang kah pak Jokowi percaya dengan dukungan rakyatbegitu juga rakyat masih ragu dengan pak Jokowi. meminta anak buah menteri nya melepas atribut da kepentingan partai. tapi atasannya malah masih melekat akan partai nya, buat menyakinkan akan kepercayaan rakyat. – 30% poin untuk kepercayaan yang diberika untuk Pak Presiden.
kalo mau jujur .. semua pasti MERAH !!!
Saya tidak sependapat walaupun semua yangvdikatakan penulis masuk akal…tapi ada yang harus di ingat korelasi budi gunawan + tim sukses jakowi jk kalau ga salah ini pejabat polri yang pernah kedapatan makan bareng dengan tim sukses + semua posisi strategis yang sudah diberi oleh jakowi untuk tim suksesnya. .
Jakowi sdh menganggap angin…semua orang yang di rekomendasikan nya sdh mendapatkan jabatan strategis….tinggal bg ini yang berat… dan jokowi pasti sudah melobi petinggi partai kmp untuk juga mendukung…ini terlihat dari pertemuan jakowi dengan ical….walaupun saya yakin itu sulit
siapa jamin itu bentuk penolakan Jokowi secara halus terhadap campur tangan ibu suri. .. ?
#masi ada yang belum beres antara kepentingan abraham, pihak ketiga (bukan ibu suri) dengan kebijakan Jokowi.
”Ingat, kita semua tahu bahwa Mega itu punya jejak rekam buruk tentang BLBI yang saat ini sedang dikotak-katik KPK. Sangat mungkin Mega benar-benar butuh BENTENG yang melindunginya yaitu Kapolri yang siap sikat habis pihak-pihak yang berani otak-atik BLBI.” ..blunder?
Ini sih bukan asumsi, tapi harapan penulis bahwa jokowi melakukan hal2 yg ada di asumsi ini, sehingga jokowi tdk punya kesalahan dalam masalah ini. Khusnudzon baik, tapi bukan berspekulasi semata. Kalaupun asumsu ini nyata2 dilakukan jokowi, mengapa jokowi harus manut dgn Mega padahal diyakini beliau punya byk pendukung? Mengapa pula harus bermain ‘bola panas’ padahal udah tau risikonya? Apakah dibenarkan membela kepentingan rakyat dgn cara menuruti dulu apa kata Mega, lalu diloloskan DPR, ternyata BG bermasalah, lalu cuci tanganlah jokowi thd DPR?
Kalo teori ini benar, saya justru melihat bhw Jkw adalah org yg tdk berani bilang tidak dan malah berstrategi utk “mengkhianati” org2 yg kmrn mendukung dia
Again… #kembaliKePasalSatu 😀
1. Jokowi tidak pernah salah
2. Kalo jokowi salah, kembali ke pasal 1
Jika emang itu benar, cerdas sih pak Jokowi, tapi licik 😦
jadi kecewa saya 😦
Itu bukan licik mbak. Tapi cerdik
Licik ga selamanya buruk. Terkadang licik perlu di pergunakan untuk orang2 yang memiliki kekuasaan.mungkin lebih tepatnya bukan licik,tapi cerdik.
Kan politik itu begitu .. ga bisa transparan… dlm kasus ini.. kl ga pakai akal bulus gitu gimana pak Jokowi mau menghadapi dunia politik NKRI yg hampir semua lebih bulus, licik dan rakus pula …
terbuktilah sekarang kan? 😉 .. ayoo dukung Jokowi lagiii 😊
Kok licik mba?,
Ini soal kecerdikan si Joko memainkan peranannya sbg presiden yg ingin memberantas korupsi namun tak mau melawan orang tuanya yg korupsi hehehe
MasJoko itu lebih tepatnya cerdik (bukan licik), tapi kalau depeer itu sudah kehilangan AkalSehat, HatiNurani dan Moral, sudah jelas tersangka kok tetep disebut “FIT n PROPER” atau “Patut dan Layak”.
Dengan peristiwa ini telah membuktikan bahwa depeer dari koalisi manapun nggak ada bedanya, sama-sama kurang waras.
analisis yang mantap gan, main cerdik skali
Sekarang yang pro Jokowi bisa dicap parno. Realistis aja deh!
1. Gak ada intervensi Megawati.
2. Rekomendasi dari kompolnas, BG ini adalah intelektual terbaik yg dimiliki polri.
3. Masalah rekening gendut BG, Jokowi awalnya anggap itu cuma isu.
4. Kita hargai saja proses hukum KPK. Dan kita anggap ini sbg pelajaran berharga utk Jokowi.
Relevan dan nyata… ini sangat berbahaya, ibarat miara tikus di lumbung padi…
Bagaimana jika sebaliknya? karena benar ibu suri tau rekam jejak BG bisa saja ibu suri menjebak orang no.1 tersebut agar berbuat kesalahan yang fatal dan ketika citra orang no.1 tersebut sudah tidak bisa diperbaiki lagi akan datang lah ibu suri dan gerombolannya menjadi ‘penyelamat’…#skenario??
Kalau mau menjebak Jokowi sepertinya mustahil. Justru Jokowi jadi satu2nya andalan mega untuk kemudian mulai membangun kekuatan besar partai lewat Jokowi. Masalahnya Jokowi bukan boneka, jokowi sadar betul posisi dan kapasitasnya sebagai presiden saat ini bukan main besar dan menantangnya. Mega tidak akan mudah dan begitu saja menggunakan Jokowi. Faktanya malah mega dan PDIP seringkali terjebak bahwa justru Jokowi yang sering mendapat simpati dan pujian dibanding mega dan PDIP. Jadi sekali lagi kasus BG ini menunjukkan betapa mega ceroboh, dan lagi2 Jokowi mendapat kredit cerdik bahkan ini menjadi sinyalemen bahwa presiden dan KPK serta PPATK akan lebih solid lagi berantas koruptor jika kejaksaan, MK, MA dan polri dah dipegang oleh orang2 bersih.
Ya’tul, persis spt yg saya pikirkan & pJokowi sudah menang sekarang menjerat si koruptor secara bersih. Bisa dibaca dari awal knp pJokowi melawan karakternya sendiri, tentunya dia bukan org bodoh & gelap mata. Kl iya, ngga mungkin dia ada di posisinya sekarang.
Analisa saya juga mengarah kesana, sama seperti analisa yg Anda kemukakan di atas. Di mata saya, Presiden Jokowi bak seorang Grandmaster permainan catur yg sedang memainkan bidak2nya.
setelah akun twitter @kurawa cuti, saya kembali bersemangat membaca blog ini dgn analisis dan hipotesa yg out of the box! thanks mas 🙂
salam kenal dulu pak rizal 🙂 menarik tulisan anda di atas, apalagi setelah ada pengumuman KPK yang ‘mendadak’ ini banyak pihak terkejut hehe.
Saya sependapat . . . .
Ini lebih tepat judulnya JokoWi VS Bude Mega . . . .
Cara yang sama dilakukan JokoWi pada saat menyusun kabinet, butuh tangan KPK untuk membuang camen usulan partai pendukung yang tidak “Fit n Proper” . . .
Rupanya kali ini stabilo merah sudah tidak digubris oleh Bude Mega, namun JokoWi sudah menyiapkan jurus yang lebih jitu,
selanjutnya KPK sudah menetapkan sebagai tersangka, maka sangan “TidakCerdas” kalau Komisi 3 DPR-RI memutuskan BG adalah calon yang “Fit” dan “Proper” untuk Trunojoyo Satu.
jika dianggap permainan, itu bukan permainan cerdik, tapi jelas kasar, membenturkan mega dengan DPR, KPK, dan lembaga2 anti korupsi. Bisa jadi mega ngotot dan jokowi jengkel maka jokowi mengambil langkah secara emosi dan spontan memilih BG sebagai calon tunggal untuk diajukan ke DPR. Saya pikir ini bentuk tindakan frustasi dari jokowi dimana KIH mulai tidak bisa diandalkan karena terlalu oportunis dan juga sdmnya sangat lemah.
Baca dulu deh uraian diatas, gak perlu pintar untuk mengerti. Sebelum pilpres dan pileg,….mega tampak sekali ambisi nya untuk jadi presiden lagi, bisa disimak dari pernyataan2 nya. ia sadar, dibelakang Jokowi ada banyak relawan yang menginginkan Orang bersih, lalu ada banyak pernyataan dari Masyarakat yang akan men coblos PDIP kalau Jokowi di Capres kan, sebab hampir semua sudah apatis dan mau golput atau tidak memilih partai apa pun. Dan Jokowi -mungkin- dengan berat hati di capres kan…..PDIP leading di pileg.dan Jokowi menang di pilpres. tampaknya ada rasa kwatir mega seandainya Jokowi tidak jadi penurut,…dst, dst, dst…..
ane …nyimak aja dulu deh …!!
Ini mah pembenaran biar seolah-olah jokowi cerdas dan bermain politik secara cantik…buktinya nol bro, pdip itu masih dangkal politiknya,grusa grusu…klo yg bermain politik seperti ini golkar atau demokrat ane baru percaya
Pokoke top markotop analisane. Ndang mulih mbangun negerimu Cak.
bisa jadi analisa anda benar bisa juga sebaliknya…yang saya tidak pahami, kenapa Jokowi membiarkan semua harga2 naik…setelah BBM yang lalu di ralat, hingga TDL, Gas dan kini PDAM. sebagai masyarakat kecil, saya merasakan langsung akibatnya gaji jadi gak cukup memenuhi kebutuhan yang naik
mantap ini analisanya.. 🙂
tapi iyaa kayaknya mau gimana pun juga rakyat pro jokowi pasti tetap biasa aja.
mau siapa kek, itu pasti bagus lah..
saya salut tulisan anda, yang secara logika memang tepat, kita kan tidak tahu apa pembicaraan mereka terhadap pengajuan BG, dan siapa tahu ibu kita tidak bisa lagi menyesuaikan era sekarang yaitu anti korupsi, dianggapnya masih zaman beliau jadi presiden. Ibu kita tidak mau legowo < masih mengatur semuanya negara ini. Katanya kalau pidato sambil menitikkan air mata, bangunlah Indonesia , rakyatku dlll apa itu…… Rakyat kita kalau cerdik……, kenapa pdip kok masih banyak penganutnya. yang jelas saya setuju tulisan anda, beliau kan dari Solo pekewuh sama ibu Mega. Tapi ini kan urusan negara, jadi monggolah walaupun banyak dikecam oleh rakyatnya.
kebersihan sebagian dari pada iman, klo ngk bersih….?…. 😃😄
Presiden itu punya hak preogratif.. Hak dia untuk menentukan siapa Kapolri. Seharusnya jokowi sdh tahu rekam jejak para calon kapolrinya. Dan tidak perlu membuat langkah seperti yang penulis asumsikan. Tetap saja apa yang dilakukan jokowi merupakan blunder, karena mega pun sdh memikirkannya seandainya jokowi cuci tangan.. secara undang2, tetap saja dia yang dipersalahkan.. karena ITU merupakan HAK PREOGRATIF PRESIDEN.. bukan HAK PREOGRATIF MEGAWATI.. !! Di mata rakyat.. mau basmi korupsi kok malah memberi kekuasaan kepada tersangka korupsi?? berarti jokowi sang pembela koruptor.. Seharusnya para penasihat presiden itu memberi masukan yang riil, yang tidak mengundang polemik dalam membuat suatu keputusan.. sebagai contoh pengangkatan jaksa agung kemarin aja sdh menimbulkan polemik.. bagaimana dengan pengangkatan Kapolri (menyalahi janjinya…. tidak ada POLITIK TRANSAKSIONAL dalam era kepemimpinannya)
Ping-balik: Budi Gunawan vs KPK, dan Ujian untuk “Kecerdasan” Jokowers | Jonru Ginting
masuk akal,,,
Dari samar kini jelas , sdh mau nya PDIP Strategikan spt itu bagi 2 kekuasaan ,tim sukses dpt Jabatan Jangan jadi Harimau Buas mati meninggalkan Belangnya
jadi buka rahasia dong….
Sepertinya memang seperti itu. memang harus diakui secara tidak langsung Megawati punya power dalam pemerintahan. sekarang Jokowi harus pintar2 melepaskan pemerintahan dari campur tangan Megawati. Semoga setelah ini Megawati yg menyusul BG.
mantap betul Penulis nih..
dari awal saya mempunyai pemikiran seperti itu, tp penulis disini menjelaskannya lebih lengkap.
jujur saya pendukung Prabowo waktu PILPRES, tp semenjak Jokowi Naik Tahta & saya ikuti cara Pemerintahannya. Saya merasa Pemerintahan kali ini memang beda meskipun banyak kontroversi tetapi sedikit-sedikit saya mulai mengerti.
ya maklum orang awam dlm dunia politik.
Semoga Pak Jokowi tetap konsisten dlm pemerintahannya. Aamiin..
Good Job Mr. President!!
like this…. tulisan anda sgt out of the box, keep writing…. mengisi kerinduan akan tweets kurawa yg sedang cuti panjang.
politik tingkat dewa, tapi tetap rakyat yang dikorbankan. seolah jokowi tidak pede sampai takut dengan harakiri politik. TApi ingat, ada kasus BUS TRANSJAKARTA karatan yang dipegang Kejangung dan POLRI. Jadi JOKOWI pingin BD jadi KAPOLRI juga untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
dah saya duga akan ada pendukung KHALIFAH (julukan dari Ade Armando) Jokowi yang akan membuat pembelaan spt ini. Masiiii….h aja dicari pembelaannya. Mungkin penulis lupa, bhw salah satu penyebab lamanya pelantikan kabinet jokowi ini karena alotnya “diskusi” para elit pendukung Jokowi di rumah Megawati, sampai2 ada nama2 yang diberi stabilo kuning dan merah tetap dilantik Jokowi. Kira2 apa analisa penulis terhadap pelantikan Jaksa Agung yang orang dekat Surya Paloh dan pernah bermasalah saat dia menjabat kejaksaan, apakah ini juga permainan cerdik jokowi ??
Kpk sudah bener itu liat aja probotan rumahnya semua mahal bingit waktu dikunjungin ama DPR……..di duren tiga
asiiik baca artikel ini…………..masuk akal menambah ilmu dan mencari sesuatu yg baik dr sesuatu yg terlihat mata
Permainan bidak ala Grand master….Semoga yang terbaiklah yang terpilih…
kita lihat aja lah kelanjutan ceritanya………………
http://news.detik.com/read/2015/01/14/080738/2802619/10/ketua-kpk-diserang-dengan-foto-palsu-bersama-wanita?nd772204btr
pendukung fanatik jokowi yang sudah mulai melakukan KRIMINALISASI kepada KPK, jadi ingat kasus Antasari yang karena keberaniannya akhirnya dikriminalisasikan. Jadi ngeri jg nih dengan pendukung fanatik jokowi.
Hampir semua orang yang cukup kritis berpikir sama dengan pemikiran anda. Yang ingin saya lihat babak selanjutnya adalah bagaimana Jokowi akan merespon sikap mega dan KIH yang “shock” dengan pengumuman KPK atas status tersangka kepada BG yang berarti mulai terkuak bahwa Jokowi tidak kuasa atau bahkan tidak berniat membendung KPK memberantas korupsi. Karena ini baru langkah awal, selanjutnya Jokowi pelan tapi pasti akan siap bersama KPK, PPATK dan Polri kedepan siap untuk ngangkut koruptor yang lebih kakap lagi… mau tau siapa aja orangnya? Salah satu contoh adalah satu dua orang dari mantan penguasa sebelumnya. Di era jokowi partai2 berusaha bermanuver sebisa mungkin “mengaci semen” borok2 masa lalu dengan mensikapi posisinya masing2 untuk survive dan terhindar dari KPK. KPK akan selalu jadi momok menakutkan bagi kalangan pejabat yang sadar kalau ketangkep ibarat posisi di langit langsung dibalik ke dasar lembah.
BG dah dpt catatan merah dr KPK saat pengajuan menteri kabinet kerja…
Berarti jgn dipilih dong, kasian Mba Megawati kena Nyinyir fensboy….
http://m.merdeka.com/peristiwa/komjen-budi-gunawan-gagal-jadi-menteri-kini-batal-jadi-kapolri.html
Terimakasih tulisan anda bagus..sama dngan pemikiran sy…..dan tulisan anda sy acungi jempol kedua tangan sy.
klo bener skenario itu, skrng Jkw jadi musuhan dong sama mega, pdip & kih. ga mungkin engga kan? terus nyari aman lari ke kmp gitu? gimana dong selanjutnya Jkw?
mantabs..analisanya, waluapun yang terbukti plan B yang menolak KPK, tapi endingnya hampir sesuai dengan analisa..
Kl menurut ane nte trlalu jauh mikirnya..mudah aj bro biar kasus dl dibuka lg krn ud mo nutup. Kpk biar kerja lg..
1. Jika memang JKW mau main cantik melawan Mega…sbnrnya cukup bocorkan info kebobrokan BG pada DPR. Kalo lewat KPK apalagi menjelang pengajuan, itu namanya main kayu alias main kasar
2. Jika memang JKW bukan petugas partai, mending dia tunjukkan saja lgsg pada Mega bhw dia tidak setuju. Kok masalah dapur dibawa keluar
3. Jika memang JKW melawan Mega, pasti setelah ini ada counter attack dari pro Mega. Kalo ga ada, analisa di blog ini kayaknya kurang tepat
Let’s wait n see
Dari pada Jokowi nembak bg lewat kpk, menambah 1 musuh kuat lagi. Mending di rangkul, biar temen2 sesama koruptor ambisi kekuasaan menjatuhkan BG. Dimata BG Jokowi juga ga jelek.
Analisa yg bagus…..
secara nalar, ini blunder jokowi. Kl dia mmg sengaja masang ‘jebakan batman” ke BG kenapa yg dicalonkan hanya satu? bukankah lebih aman dia mencalonkan dua nama, dan ketika BG di blacklist maka akan tersisa 1 nama yg mmg sedari awal pilihan utamanya. jelas ini sgt aman utk image jokowi, tp itu tdk dilakukan.
Sudahlah, cobalah berfikir lebih adil pada nalar kita…
Boleh juga analisisnya. Menunggu analisis lain yang mengkritisi analisis ini. Hehehe.
Menurut saya, tulisan ini adalah asumsi. Tapi asumsi tersebut adalah asumsi yang paling masuk akal. Jokowi sangat membutuhkan dukungan parpol. Tidak ada hubungannya jokowi memiliki banyak fans dengan keputusan politik jokowi. Fans jokowi non-parpol tidak dapat berbuat apa2 karena ini adalah politik sehingga yang dibutuhkan adalah dukungan politik. Realitanya, di DPR Jokowi tidak memiliki banyak dukungan (meskipun rakyat banyak yang mendukung jokowi).
Smg sja RI 1 dpt selihai Putin..
Permainan yang mendebarkan…
Mirip adu pinalti..
emang ada politik yg bersih dan jujur ?????????? yang saya tau, ya begitulah dunia politik, kenapa harus bingung dan pusing mikirinnya ???????
Game of Thrones season Indonesia
Klo kata Jokowers jokowi didukung rakyat, ngapain juga ngurusin keiinginan Mega. Terlepas dari realitas politik dan tetek bengeknya, masyarakat tidak faham itu. Klo Jokowi mengambil keputusan atas kepentingan rakyat (dalam hal ini memilih Kapolri yang kredibel dan bersih) siapaun yg menghadang tentu rakyat lawannya. Dan beliau juga sudah menjadi kepala negara toh? Saya tidak yakin ini kecerdikan jokowi. Sama sekali tidak yakin. Dimana citra karakter seorang jokowi yg dulu dibilang lugas dan tanpa neko2? Omong kosong semua
Setuju 100%.. ulah Jokowi mengusulkan BG adalah ‘pengrhianatan’ terhadap dirinya dan rakyat. Hal ini dilakukan semata-mata hanya untuk memperoleh bargaining position yg lbh kuat bagi dirinya dengan memperoleh dukungan dr KMP. Akhirnya terkuak juga tabiat asli Jokowi yang mendukung korupsi di negara ini.
Saya memahami filosofi ‘Roh yang baik akan saling mencari begitupun sebaliknya bahwa roh yang jahat akan saling mencari’, para anggota DPR Komisi 3 pada khususnya merupakan orang2 dengan tabiat jelek dan jahat dan berkhianat terhadap konstituen mereka dengan cara mendukung diadakannya fit and proper test untuk orang yang telah jelas menjadi tersangka dan karakter asli Jokowi yang jahat akhirnya terkuak juga ketika dia mendukung orang jahat lainnya menduduki posisi penting sebagai Kapolri.
Tindakan ejahatan itu jangan dipoles dengan opini-opini yang menganggap bahwa tindakan tersebut merupakan strategi untuk memperoleh dukungan dll. Kejahatan adalah kejahatan, kasat mata sebagaimana kita bisa membedakan putih dan hitam.
Bisa jadi seperti itu tapi alangkah baiknya sebelum ngajuin dicek dulu semuanya & kenapa cuma 1 calon doang? udah bosen liat dagelan politik 🙂
OOOOoo…
Aku wong cilik, bingong mh ngopo
Ini soal kecerdikan si Joko memainkan peranannya sbg presiden yg ingin memberantas korupsi namun tak mau melawan orang tuanya yg korupsi hehehe….Bagaimana Indonesia? Mari dukung jika baik, mari lawan jika salah. Hidup rakyat Indonesia 🙂
biar saya makmum dulu
Kehilangan dukungan dari Mega adalah kiamat politik buat kestabilan pemerintah Jokowi. maksudnya cari aman?
Seorang Presiden biar bagaimanapun harus punya backingan… Klo memang mau ceritanya seperti Putin, itu ga akan kesampaian, karena hampir semua institusi udah ga bisa di percaya lagi..
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/01/13/ni3zcr-jokowi-buat-surat-pembatalan-usulan-budi-gunawan-jadi-kapolri
Saya salah satu rakyat indonesia yg pro Jokowi….saya sudah sangat menduga permainan jokowi sangat cerdik di balik pemilihan BG.
Melawan mega secara frontal sangat riskan..
Makanya dia menggunakan cara seperti itu…malah saya menduga secara kasar, dia akan mengumumkan calon tunggal yaitu BG dan dlm wkt yg bersamaan dia telp abraham samad….
Bagus jglah si BG itu dicalonkan, nggak pake lama lngsung jd tersangka, coba kl nggak dicalonkan, diam2 aj menikmati rekening gendut entah kpn mau diproses..
Saya juga berfikir demikian, jokowi sengaja lemparkan bola panas itu, karena suatu hal yang mustahil untuk jokowi berani frontal ke megawati saat ini secara langsung, sama saja dengan bunuh diri, saya fikir Jokowi sudah tahu dengan masalah Budi Gunawan di KPK dan sudah memprediksi apa yang akan terjadi
Sependapat dengan apa yang saya pikirkan, tambahannya Bapak Jokowi mau ngetes KPK juga. Apakah KPK ikut bermain politik?. Karena para calon menteri yg dl di cap merah KPK sewaktu-waktu akan menjadi tersangka tapi sampai sekarang belum menjadi tersangka jg. Untuk Komjend BG adalah tes pertama JOKOWI thdp KPK. Walaupun KPK menyebut KOmjend BG dicap merah dimedia tetapi Bpk JOKOWI tetap mencalonkan Komjend BG ke DPR. Bpk JOKOWI sudah dapat jawaban dari kasus ini.
politik emng penuh dengan misteri…
inilah politik.. sy tdak bisa membrikan komentar tapi sy lebh berharap smoga harapan masyarakat-masyarakat di indonesia bisa terealisasikan.. untuk pak jokowi.. semangad terus pak
Eng ing eng.. Ternyata BG di lolosin DPR.. Berharap “bola panas” jokowi merupakan strategi yang cerdik, justru malah DPR yang bermain cantik.. “Bola panas” di kembalikan kepada presiden..
DPR sudah menjalankan tugasnya untuk fit and proper test.. karena calon kapolrinya cuma satu, ya jadi aklamasi.. Jadi bola panas kembali ke jokowi.. mau di lantik atau gak ?
Setelah DPR menerima BG secara aklamasi menjadi KAPOLRI, saya berdoa dan berharap Joko Widodo kembali ke naturnya: Memilih kepentingan rakyat yang membawanya naik menjadi presiden dengan mengajukan calon baru KAPOLRI!
XXXXXXX
Silahkan untuk mampir di link ini untuk mekonstruksi bagaimana kira-kira selanjutnya dari kemelut ini (menurut pendapat saya tentu saja): https://ferizalramli.wordpress.com/2015/01/14/umpan-lambung-indah-kpk-mampukah-jokowi-mencetak-gol-dalam-kemelut-trunojoyo-1/
Salam hormat
FR
Wah tulisan yg mantap sekali, setuju. Pak presiden memang cerdas dalam menyikapi tindakan ini, bolanya panas.
Jokowi ingin bermain cantik untuk melawan Bu De, dia lempar bola panas ke DPR. Dan ternyata DPR ga mau ikut bermain bola panas dengan Jokowi. Permainannya lebih cantik walau resikonya besar.
Sekarang terserah Jokowi, mau terbakar sendirian dengan bola panasnya, atau menendang bolanya ke laut??
Let’s see 🙂
XXXXXXX
Silahkan untuk mampir di link ini untuk mekonstruksi kira-kira selanjutnya dari kemelut ini (menurut pendapat saya tentu saja): https://ferizalramli.wordpress.com/2015/01/14/umpan-lambung-indah-kpk-mampukah-jokowi-mencetak-gol-dalam-kemelut-trunojoyo-1/
Salam hormat
FR
Klo Mega membaca tulisan ini gmn reaksinya ya?
Enggak jokowi klo nggak cerdik,tetap pegang prinsip walaupun dalam hati…
mudah2an akan cepat terkuak siapa yang benar.. dan siapa yang kurang benar…
dalam permainan catur, apakah anda menjadi papannya; bijinya atau pemainnya ? andalah penentunya bukan orang lain.
Tapi prediksi anda DPR menolak BG itu ga terbukti. Buktinya DPR malah mengizinkan meluluskan BG jadi kapolri. Benarkah pak jokowi memainkan permainan Bola panas? Let’s we see…
Wadduh seru ini mas. Perseteruan antara KMP dan KIH juga akhir2nya…
Ping-balik: Umpan Lambung Indah dari KPK, mampukah Jokowi mencetak Gol dalam kemelut Trunojoyo-1? | Ferizal Ramli's Blog
Setelah membaca artikel ini, jadi semakin banyak rakyat yang membenci PDIP dan Ketumnya.. Perang baru dimulai.. Jokowi VS Mega
Sdh waktunya mega di senggol,..sdh trlalu lama beliau jd dalang,….move on pak. Jokowi
ini adalah “bola yg paling panas” sebab ; lemparan pertama oleh R1, diterima komisi III justru mjd kesempatan emas bagi PKS utk “membidik” sasaran akurat KPK agar 7-an nya mulus tanpa susah payah… walaupun smtr “penonton” (publik) hrus dibuat bingung dgn bola panas ini….
yg mjd pertanyaan selanjutnya, kemana arah bola panas akan disarangkan?
mampukah KPK menepis tembakan dari PKS sehingga mjd pemain handal sekaligus penentu dari kemenangan bola panas ini
Ah saya gak liat cerdiknya dimana,
kecele iya, udah hampir diangkat, ditikung KPK, as simple as that.
Saya gak mau berandai andai dia memainkan peran cerdik. Dimata saya nggak ada itu Jokowi harus extra effort mensiasati suatu kekuatan powerful partai pendukung atau Mega sekali pun untuk memilih jendral korup atau ditenggarai korup untuk jadi korupsi. Buat apa sampai harus mensiasati, saya taunya Jokowi didukung didukung Mega 100%, bukan diajak Mega nyebur kejurang.
Apalagi key person team Hukum kabinetbJokowi mulai dari menkumham, jaksa agung, gak ada yg greget.
Jadi Jokowi harus terus diawasi. No blanket approval. Kalo salah ya diteriaki.
Nice!
Teori yang menarik, tapi bagaimanapun skenario versi mana yang benar semoga saja Indonesia tetap aman dan tenteram..
XXXXXXX
Silahkan untuk mampir di link ini untuk mekonstruksi bagaimana kira-kira selanjutnya dari kemelut ini (menurut pendapat saya tentu saja): https://ferizalramli.wordpress.com/2015/01/14/umpan-lambung-indah-kpk-mampukah-jokowi-mencetak-gol-dalam-kemelut-trunojoyo-1/
Salam hormat
FR
Ping-balik: Umpan Lambung Indah KPK, mampukah Jokowi cetak Gol dalam kemelut Trunojoyo-1? | Ferizal Ramli's Blog
Tulisannya keren. Tidak ada kesan menghakim, tapi pembaca dituntun dan dituntut berpikir mencari puncak masalah sendiri… 2 jempol.. Terimakasih.
Setau gw, justru DPR setuju dengan usulan BG jadi kapolri. Malahan, ini pertama kalinya KMP sama KIH satu suara. Gimana analisisnya ini?
XXXXXXX
Sudah saya jawab, silahkan untuk mampir di link ini: https://ferizalramli.wordpress.com/2015/01/14/umpan-lambung-indah-kpk-mampukah-jokowi-mencetak-gol-dalam-kemelut-trunojoyo-1/
Salam hormat
FR
Analisa yang cerdik. Ditunggu analisa selanjutnya tentang permainan sepak bola panas ini. Kita tunggu apakah ada jebret dan ahay-nya..
ini baru analisa politik…sekarang banyak analisa politik yang dihubung2kan dengan agama…kalo saya bilang cara analisanya masih kayak anak ayam…meskipun DPR setuju tetapi kan masih ada KPK yang merupakan simbol rakyat juga…bola panas ini akan masih tetap bergejolak di DPR…saya yakin seorang laki2 seperti Jokowi tidak mau mentah2 menjadi bonekanya mega…terkadang orang memang suka merasa berhutang budi kepada orang lain…asalkan tidak melanggar prinsip hidupnya…
Politik itu multi tafsir, tasfir siapa yang akan menjadi sejarah?
1. Alih2 menolak, ternyata DPR secara cepat justru menyetujui BG sbg calon kapolri tunggal pilihan Jokowi, sehingga teori Bola Panas yg diumpan jokowi ke DPR di artikel ini jadinya konyol, malah Jokowi sbg pengetok keputusan terakhir yg dapat umpan Bola Panas dari DPR. Gagal cuci tangan deh
2. “Keputusan diatas lebih kecil resiko politiknya dari pada Jokowi menolak keinginan Mega yang membuat Jokowi bisa kehilangan dukungan politik di Parlemen” , berarti kalo skrg negara bisa selamat cuma karena keberuntungan dong. Beruntung karena kebetulan org pesanan ibu mega sudah dibidik KPK , kalo orangnya lg ga ada yg mbidik ? berarti tiap request dari bu ratu diturutin semua gitu . Lah ajur dong
3. “Kehilangan dukungan dari Mega adalah kiamat politik buat kestabilan pemerintah Jokowi” . Kasus selesai, berarti Jokowi emang belum siap mimpin negara. simpel
“Pemimpin diktator mematikan nyali, pemimpin yang di-Nabi-kan mematikan nalar.” -Sudjiwo Tedjo-
Ketika hawa nafsu sudah tidak lagi menjadikan seseorang berakal nurani, tapi entahlah, kita tunggu saja terus drama ini hingga akhir yang menjemukan.
Paling aman buat Presiden , karena BG sudah bebas dari masalah hukum (paling tidak untuk sementara), sebaiknya juga tidak melantik BG sbg. Ka. Polri.
Semakin seru saja jalan ceritanya setelah DPR berselingkuh meloloskan Budi Gunawan tapi malah tidak jadi dilantik oleh presiden bersamaan dengan pemberhentian pimpinan KPK.. bagaimana akhir dari drama ini ? Penonton sepertinya hanya bisa menonton, sutradaranya saling sikut menyikut. Tapi yakin ada sang produser yang mempunyai kuasa terhadap pertunjukan opera sabun ini… bangkitlah indonesia 🙂
Semoga yang benar akan tampak benar dan yang salah akan tampak salah….
mudah-2an allah lindungi bangsa ini dari perpecahan.
Saya baru saja mampir di tulisan “I Don’t Trust Him Anymore”. Apakah sekarang penulis masih berprasangka baik sama seperti tulisan di atas ini?